Senin


Hamed Al-Khabaz, Seorang mahasiswa di computer science major at Dawson College, kanada, menemukan sedikit kelemahan dalam portal online di kampus nya. Setelah ia memberitahu pihak sekolah tentang masalah kemanan tersebut, namun bukan kebanggaan yang ia perolah dari sekolah atas usaha ia menemukan kelemahan dalam portal online di kampus nya melain kan ia harus di keluarkan dari kampus akibat perbuatan nya itu. Karna di anggap melanggar kode etik ia pun harus rela di keluarkan dari kampus nya.

Setelah beberapa lama ia di keluarkan dari kampus sebuah kejutan baginya dan sebuah pukulan bagi kampus yang pernah ia timba ilmu tersebut, Hamed mendapatkan tawaran pekerjaan dari salah satu perusahaan keamanan perangkat lunak yang mengembangkan perangkat lunak untuk mengembangkan suatu software untuk antisipasi kelemahan yang di temukannya dalam kampus itu sendiri.

Peristiwa tersebut berlangsung pada bulan september, ketika Hamed dan teman nya menemukan kelemahan dalam portal online kampus, Hamed dan teman nya menemukan kelemahan dimana hanya dengan menggunakan ID mahasiswa dalam link yang terenkripsi ia dapat mencuri identitas dan informasi dari mahasiswa lain nya.

"Saya hanya mencoba untuk membantu dan memastikan bahwa data kami aman," kata Al-Khabaz Daybreak CBC Montreal.

Beberapa hari kemudian,Al-Khabaz menjalankan suatu program untuk memeriksa untuk melihat apakah masalah telah diselesaikan. Setelah melakukannya, ia terkejut karna mendapat panggilan telepon dari Skytech, perusahaan yang bertanggung jawab untuk pengembangan Omnivox yang di gunakan kampusnya,  yang kemudian memberitahunya bahwa ia bersalah telah melakukan serangan cyber yang dapat mengakibatkan penuntutan. Untuk pelangaran yang telah ia lakukan Skytech membuat surat perjanjian agar ia tidak di tuntut.

"Saya hanya ingin kembali ke sekolah. Aku harus bekerja sama dengan mereka. Saya cukup takut pada saat itu dan saya tidak ingin mendapatkan pendidikan saya hancur, "kata Al-Khabaz.

Hamed kemudian di nyatakan melanggar kode etik sekolah, dan ia terancam akan di keluarkan akibat perbuatan nya yang berusaha “mencuri informasi” mahasiswa lain nya.

“Jelas bahwa jika seseorang memiliki akses tanpa otorisasi untuk setiap layanan komputer, dia ... bersalah dalam tindak pidana," kata direktur Dawson , Richard Fillion. "

Setelah dipaksa untuk meninggalkan kampus, sejumlah mahasiswa dan anggota staf di Dawson melakukan unjuk rasa untuk Hamed dengan harapan kampus harus mencabut kembali tuntutan pengeluaran nya (hamed) dari kampus . 

"Hamed adalah siswa brilian yang hanya ingin membantu sekolahnya," kata Morgan Crockett, direktur urusan internal dan advokasi di Dawson Student Union. 

"Dawson College harus bersyukur atas bakat dan berpikirlah jauh kedepa. Mereka harus segera mengembalikan Hamed, yang telah terjadi adalah pengusiran yang tidak adil dan segeralah minta maaf "

Meskipun demo besar-besaran yang dilakukan untuk mencabut kembali tuntutan kepada Hamed di tolak, namun Skytech melihat celah dan bakat yang ada dalam diri Hamed, dan berharap untuk menggunakan kemampuannya untuk membantu meningkatkan perangkat lunak mereka. 

Kemudian Skytech mengajukan tawarkan kepada Hamed berupa beasiswa untuk membantu dia menyelesaikan gelar nya dan berharap kelak ia akan kembali untuk membatu Skytech.

"Kami akan menawarkan kepadanya beasiswa sehingga ia bisa menyelesaikan studinya," kata Edouard Taza, presiden Skytech.

Sementara Hamed menyatakan bahwa ia sangat  ingin untuk kembali ke kampus nya
"Saya benar-benar ingin kembali ke kampus," kata hamed. "Aku benar-benar mencintai para guru dalam ilmu komputer di Dawson College."


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © cyberbeat